
WARGA Desa Paloh Mampree Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara menyandera 20 gulungan kabel perekaman (recording) milik rekanan perusahaan Zaratex NV yang sedang melakukan peledakan dinamik seismik di Aceh Utara. Warga meminta perusahaan mengganti rugi kerusakan rumah dan kebun akibat peledakan.
Seorang warga Desa Paloh Mampree, Syahkubat Amin, mengakui mereka terpaksa menyandera gulungan kabel karena belum ada kejelasan dari Zaratex NV. Sebelumnya, perusahaan tersebut sudah menurunkan tim untuk memeriksa kerusakan rumah warga dan berjanji akan melakukan ganti rugi.
"Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan bagaimana bentuk ganti ruginya," kata Syahkubat, Senin (29/5).
Ia dan warga lainnya membenarkan pihak kepolisian dan perusahaan sudah menghubungi warga agar mengembalikan gulungan kabel perekaman. Namun, mereka tidak ada mengembalikan sebelum ada ganti rugi. "Kami harap, polisi harus berpihak kepada warga yang jadi korban, bukan kepada perusahaan," katanya.
Menurut Kepala Desa Meunasah Meucat, Azman, mereka sudah melaporkan kepada Humas Zaratex yang mengenai kerusakan rumah warga akibat ledakan dinamik seismik. Warga berhara perusahaan segera melakukan ganti rugi yang adil sesuai dengan tingkat kerusakan.
Selain membuat rumah warga retak, peledakan itu juga menyebabkan kebun pepaya madu milik warga juga mengalami kerusakan. Pemilik kebun, Teungku Razali (38), mengatakan beberapa batang pohon pepaya tumbang akibat peledakan dinamik seismik di Line-14. "Saya berharap, Zaratex melakukan ganti rugi. Pohon pepaya yang tumbang akibat ledakan, bukan angin kencang," katanya.
Sebelumnya, pihak Zaratex di lokasi kejadian sempat berdebat dengan warga karena Zaratex menyebutkan tumbangnya pepaya akibat angin kencang yang beberapa hari terakhir melanda Aceh, termasuk Aceh Utara. Bahkan, terjangan angin kencang tersebut merusak sejumlah rumah warga.
Humas Zaratex, Eri Wahab, yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya tidak memberikan respons. Demikian juga pesan singkat yang dikirim mengenai kejadian tersebut, tidak mendapatkan balasan. Sebelumnya, Hilmin dari Quality Control Zaratex berjanji akan melakukan ganti rugi atas kerusakan. Namun, pihaknya akan memastikan bahwa kerusakan memang benar disebabkan oleh ledakan seismik dan bukannya gempa atau angin kencang. Jurnal Nasional